会员登录 - 用户注册 - 设为首页 - 加入收藏 - 网站地图 Pusaka, Kebaya Jadi Sarana Transformasi Seniman Woro Mustiko!

Pusaka, Kebaya Jadi Sarana Transformasi Seniman Woro Mustiko

时间:2025-06-06 16:17:52 来源:quickq最新安装包下载 作者:休闲 阅读:107次
Jakarta,quickq官网是哪个 CNN Indonesia--

Buat seniman asal Solo, Jawa Tengah Woro Mustiko, kebayalebih dari sekadar penutup badan. Kebaya bagai pusaka sekaligus sarana transformasi diri. Seperti apa kisahnya?

Woro kecil merasa kuno ketika hanya dirinya yang mengenakan siluet busana tradisional berupa kebaya. Turut dalam proyek "Di Atas Rata-rata" yang diinisiasi musisi Erwin Gutawa, Woro makin 'ciut' saat hanya dirinya yang menyanyikan lagu daerah, sementara anak-anak lain menyanyikan lagu berbahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

Pusaka, Kebaya Jadi Sarana Transformasi Seniman Woro Mustiko

Pusaka, Kebaya Jadi Sarana Transformasi Seniman Woro Mustiko

"Teman saya nyanyi enggak ada yang Jawa, saya Jawa banget. Saya pakai kebaya sendiri, lainnya modern. Kok, aku kuno?" kenang Woro dalam konferensi pers bersama Bakti Budaya Djarum Foundation di Galeri Indonesia Kaya, Mal Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (23/7).

Pusaka, Kebaya Jadi Sarana Transformasi Seniman Woro Mustiko

ADVERTISEMENT

Pusaka, Kebaya Jadi Sarana Transformasi Seniman Woro Mustiko

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pilihan Redaksi
  • Mengenal Kebaya Janggan, Kebaya yang Dipakai Jeng Yah Si Gadis Kretek
  • 'Jiwa Ketok', Kala Lukisan S. Sudjojono Menjelma Kemeja dan Kebaya
  • Kebaya dari Masa ke Masa: Dipakai Ibu Petani hingga Pekerja Seni

"Kebaya itu sudah bukan kostum untuk saya, kebaya sudah jadi pusaka yang saya kenakan. Ketika pakai kebaya sebelum pentas, itu jadi transformasi. Pakai kebaya,hap! Udah enggak bisa neko-neko," ujarnya.

Jadi manusia yang eling

Woro bercerita, ia dibiasakan menjaga sikap ketika berkebaya. Perempuan kelahiran 22 tahun silam ini tak bisa bebas dan asal bertingkah seperti halnya saat mengenakan kaos dan celana.

Dia merasa, ketika mengenakan kebaya, segala sesuatunya harus rapi, halus, sesuai tata krama. Apalagi, bawahan kain yang cukup rapat menjaga kaki tidak melangkah terlalu lebar.

"Rasanya mau bertingkah aneh, si kebaya ini kayak membisiki kita, 'gak oleh ngono' (tidak boleh begitu)," imbuhnya.

Namun, kebaya tidak serta merta mengubah karakter dirinya. Woro tidak menjadi orang lain hanya karena mengenakan kebaya.

Dia mengaku, kebaya membuat dirinya lebih sadar atau 'eling' bahwa mengenakannya berarti mengenakan pakaian kebesaran dan ada berkat leluhur yang tersemat di sana.

Kini, Woro melihat kebaya semakin luwes dan mudah dikenakan. Kebaya tak lagi terkurung dalam acara formal atau momen tertentu saja.

"Bahwa mungkin dengan rasa yang sama, sakral, agung, mungkin orang takut pakai. Sekarang citranya lebih easy, kegiatan sehari-hari, sehingga eksistensinya terjaga dan esensinya terus lestari. Saya senang dengan perkembangannya sekarang," kata dia.



(els/asr)

(责任编辑:焦点)

相关内容
  • John Kei Diduga Pakai HP di Lapas, Ditjen Pemasyarakatan Kemenkumham Angkat Bicara
  • Berita Duka! Petrus Turang Uskup Agung Kupang Tutup Usia, Ini Kiprahnya
  • Bisa Tingkatkan Vitalitas Pria, Ini Cara Mengolah Daun Kelor
  • 7 Minuman dan Makanan yang Tak Boleh Dikonsumsi Bersamaan
  • PMJ Ajukan Supervisi Dugaan Pemerasan SYL ke KPK, Tapi Diterima Sekadar Koordinasi
  • Operasi Pasar Pangan Murah AgriPost Sepanjang Ramadan Catat Omzet Rp39,3 Milyar
  • Java Jazz Festival 2025 jadi Momentum BNI Akuisisi Nasabah Baru
  • 10 Tanda Tubuh Kekurangan Protein, Salah Satunya Diet Gagal Terus
推荐内容
  • Pj Bupati Bikin Pakta Integritas Menangkan Salah Satu Paslon Pilpres 2024, Bawaslu Kontak KPK
  • Presiden Prabowo Tiba di Turki,  Disambut Antusias Diaspora dan Mahasiswa Indonesia
  • Ini Cara ASDP Perkuat Layanan Penyeberangan di Indonesia Timur
  • Unpad Bantah Telat Informasikan Akun Instagram Kena Hack Picu Jatuh Korban Penipuan
  • Tingkatkan Wawasan Dokter, Grup RS Siloam Gelar Simposium Uro
  • Dirut Beli 100 Ribu Lembar Saham GEMA, Perkuat Cengkeraman di Gema Grahasarana