Pilot Senior Bicara Tantangan Hadapi Turbulensi Ekstrem

Baru-baru ini, sebuah insiden datang dari dunia penerbangan. Pesawat Singapore Airlines dari London menuju Singapura mengalami turbulensiparah yang mengakibatkan satu penumpang meninggal dan beberapa lainnya luka-luka.
Pesawat Boeing 777-300ER milik Singapore Airlines terpaksa mendarat darurat di Bandara Internasional Suvarnabhumi Bangkok, Thailand, pada Selasa (21/5) pukul 15.45 waktu setempat.
Turbulensi ekstrem memang sering kali menjadi momok yang menakutkan bagi penumpang, tetapi bagi para pilot dan awak pesawat, ini adalah bagian dari tantangan rutin yang mereka hadapi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Chalk, yang kariernya meliputi masa di Angkatan Udara penerbangan jarak pendek dan jarak jauh, menggambarkan turbulensi sebagai ketidaknyamanan yang dapat diatasi.
"Pesawat dirancang untuk menahan benturan yang cukup kuat dengan sesuatu yang tidak mudah patah saat mendarat di landasan," kata Chalk seperti yang dikutip dari inews.co.uk.
Menurutnya, pelatihan intensif yang diterima oleh pilot dan awak pesawat mempersiapkan mereka untuk menghadapi turbulensi, termasuk jenis yang sulit dideteksi.Pilot menggunakan radar untuk mengidentifikasi dan menghindari awan badai yang dapat menyebabkan turbulensi.
"Jenis turbulensi yang paling umum terjadi di Inggris dan sekitarnya terkait dengan sirkulasi udara di dalam awan. Awan badai sangat ganas di dalamnya, jadi kami menghindarinya," ucap Chalk.
"Kamu dapat melihatnya di radar meskipun kamu tidak dapat melihatnya langsung dengan mata kamu, jadi kami akan terbang di sekitar area mana pun yang memiliki angin kencang naik turun di dalamnya. Oleh karena itu, relatif mudah untuk menghindari turbulensi semacam ini," lanjutnya.
Layanan cuaca pun memberikan prediksi yang membantu pilot menghindari wilayah yang diperkirakan akan membuat pesawat mengalami turbulensi parah.
"Sekali lagi, jika terjadi turbulensi udara yang diperkirakan lebih dari sedang, kami akan berusaha menghindarinya sama sekali. Jika ringan atau sedang, maka kamu sebaiknya memasang tanda sabuk pengaman sebelum masuk ke dalamnya," ujarnya.
Chalk juga mengungkapkan bagaimana turbulensi udara jernih dapat membuat penerbangan menjadi sangat dramatis. Turbulensi udara jernih adalah fenomena cuaca yang lebih mungkin terjadi di iklim hangat ketika sebuah pesawat melewati batas dua bagian udara yang berdekatan, satu naik dan satu lagi turun.
Dia menekankan bahwa keselamatan penumpang adalah prioritas utama selama penerbangan. Sebab, dampak turbulensi yang parah bisa mengakibatkan penumpang terluka di dalam pesawat.
"Dua efek langsung dari turbulensi yang kami coba lindungi adalah penumpang terluka akibat terlempar di dalam pesawat, dan penumpang tertimpa benda-benda yang terlempar ke dalam pesawat akibat turbulensi," tuturnya.
(anm/wiw)相关文章
Jadwal Seleksi Mandiri 2025 di UI, ITB, dan UGM Lengkap Biaya Pendaftaran
JAKARTA, DISWAY.ID -Bagi siswa yang belum berkesempatan lolos perguruan tinggi negeri (PTN) jalur se2025-05-30Bahlil Tegaskan Subsidi BBM Untuk Ojol Belum Final
JAKARTA, DISWAY.ID--Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan bahwa skema pemberi2025-05-3010 Makanan Indonesia Paling Tak Enak Versi Taste Atlas, Ada Kupat Tahu
Daftar Isi 1. Tinutuan2025-05-30Marak Keluhan Turis Tak Ada Toilet di Pink Beach Labuan Bajo
Jakarta, CNN Indonesia-- Pink Beach merupakan salah satu destinasi favorit wisatawan kala berkunjung2025-05-30Aziz Yanuar: Penjara Seharusnya Diisi Pelaku Kriminal, Bukan yang Berseberangan dengan Penguasa
Warta Ekonomi, Jakarta - Aziz Yanuar mengomentari perkara pelaporan terhadap Habib Bahar bin Smith d2025-05-30Romantisme yang Tak Lekang oleh Waktu di Tangan Tiga Desainer
Daftar Isi 'RED and LOVE' Andreas Odang2025-05-30
最新评论