时间:2025-05-25 06:59:01 来源:网络整理 编辑:知识
Warta Ekonomi, Medan - Perencanaan dana pendidikan bukan hanya sekadar menabung, melainkan strategi quickq在哪下载
Perencanaan dana pendidikan bukan hanya sekadar menabung, melainkan strategi pengelolaan dan pengembangan dana yang krusial untuk mengimbangi inflasi pendidikan. Mengandalkan tabungan konvensional saja berisiko membuat dana yang terkumpul tertinggal jauh dari kenaikan biaya pendidikan. Oleh karena itu, pemahaman investasi menjadi penting bagi para orang tua.
Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Wilayah Sumatera Utara, Pintor Nasution, menekankan pentingnya mengenali karakteristik berbagai instrumen investasi sebelum memilih yang sesuai.
Mengenal Instrumen Investasi untuk Dana Pendidikan: Pertama, Saham: Merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Potensi keuntungannya tinggi dalam jangka panjang, namun risikonya juga tinggi. Kelebihan: Potensi imbal hasil tinggi dan cocok untuk investasi jangka panjang (lebih dari 5 tahun). Kekurangan: Volatilitas tinggi dan memerlukan pengetahuan serta waktu untuk analisis.
Kedua, Obligasi: Surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan. Investor menerima bunga (kupon) secara berkala dan pokok pinjaman dikembalikan pada akhir periode.
Kelebihan: Relatif aman, terutama obligasi pemerintah, dan memberikan penghasilan tetap dari kupon. Kekurangan: Potensi keuntungan lebih rendah dari saham dan nilai pasar dapat turun jika suku bunga naik.
Baca Juga: BEI Buka Suara Soal Nasib Pemegang Saham Publik Rp1,19 Triliun, Tanpa Harapan!
Ketiga, Reksa Dana: Wadah penghimpunan dana dari masyarakat yang dikelola oleh manajer investasi ke berbagai instrumen seperti saham, obligasi, dan pasar uang.
Kelebihan: Dikelola oleh profesional, tersedia dalam berbagai jenis (saham, campuran, pendapatan tetap, pasar uang), dan dapat dimulai dengan dana kecil. Kekurangan: Terdapat biaya pengelolaan (fee) dan nilai unitnya dapat berfluktuasi tergantung jenisnya.
Pintor Nasution menjelaskan bahwa penentuan instrumen investasi yang tepat harus mempertimbangkan beberapa faktor, antara lain, Usia anak saat ini dan jangka waktu hingga masuk sekolah/kuliah, Profil risiko orang tua dan target dana pendidikan yang ingin dicapai.
“Sebagai contoh, jika anak masih berusia satu tahun dan dana dibutuhkan saat usia 18 tahun (jangka waktu investasi 17 tahun), orang tua dapat mempertimbangkan alokasi dana yang lebih besar pada instrumen saham. Sebaliknya, jika waktu tersisa hanya 5 tahun, kombinasi reksa dana pendapatan tetap dan pasar uang bisa menjadi pilihan yang lebih aman. Menggabungkan berbagai instrumen investasi (diversifikasi) juga merupakan strategi bijak untuk menekan risiko sambil tetap menjaga potensi pertumbuhan dana,” katanya.
Pintor Nasution juga mengidentifikasi beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan dalam menyusun dana pendidikan, yaitu, menunda investasi hingga anak masuk Sekolah Dasar (SD). Hanya mengandalkan tabungan bank. Tidak mengevaluasi portofolio investasi secara berkala. Keliru menganggap asuransi pendidikan sebagai instrumen investasi utama (padahal asuransi lebih berfungsi sebagai proteksi).
Baca Juga: Pasar Modal RI Bakal Direformasi? BEI Intip Strategi China
“Setiap keluarga perlu meningkatkan literasi keuangan, terutama mengenai investasi dan manajemen risiko. Orang tua dapat belajar melalui berbagai sumber seperti buku, seminar, atau platform digital. Melibatkan anak dalam diskusi finansial juga penting untuk mengajarkan mereka tentang nilai uang, cara menabung, dan pentingnya investasi sejak dini,” ujarnya.
Perencanaan dana pendidikan anak adalah tindakan nyata yang perlu dimulai sejak dini. Instrumen investasi seperti saham, obligasi, dan reksa dana adalah alat yang dapat membantu mewujudkan masa depan anak yang lebih baik. Langkah awal meliputi penentuan target dana, perhitungan kebutuhan dan jangka waktu, serta pemilihan kombinasi investasi yang sesuai.
“Evaluasi portofolio secara berkala juga menjadi kunci. Semua upaya ini dilakukan demi memberikan masa depan terbaik bagi anak-anak, yang dimulai dari keputusan keuangan orang tua saat ini,” pungkasnya.
10 Bandara Terbersih di Dunia 2025, Tak Ada dari Indonesia2025-05-25 06:26
Viral Roy Suryo Ikut Touring Meski Berstatus Tersangka, Ini Tanggapan Polisi2025-05-25 06:23
Kereta Tertahan Gara2025-05-25 06:07
Selain di TKP Tewasnya Brigadir J, Polisi Juga Selidiki Rumah Singgah Ferdy Sambo di Magelang2025-05-25 05:47
Kenali Tanda Awal Serangan Jantung Seperti yang Dialami Ricky Siahaan2025-05-25 05:33
Sudah Taat Prokes Masih Kena Covid2025-05-25 05:23
Viral Roy Suryo Ikut Touring Meski Berstatus Tersangka, Ini Tanggapan Polisi2025-05-25 04:42
4 Tahun Berturut2025-05-25 04:41
Ternyata Ketua KPK Tahu Anak Buahnya Bertemu TGB, Ini Penjelasannya2025-05-25 04:36
Korupsi Bansos Covid2025-05-25 04:35
4 Cara Ampuh Mencegah Kanker Serviks, Tak Cuma Vaksin HPV2025-05-25 06:41
IVUS & Rotablator, Solusi Kasus Jantung Kompleks di Mayapada Hospital2025-05-25 06:16
Ditinggalkan Trump, China Datang Janjikan Dana Tambahan US$500 Juta ke WHO2025-05-25 06:13
Ditinggalkan Trump, China Datang Janjikan Dana Tambahan US$500 Juta ke WHO2025-05-25 06:06
Bandara Changi Terpilih sebagai Bandara dengan Toilet Terbaik di Dunia2025-05-25 05:44
MUI Tegaskan Bunuh Diri dalam Kondisi Damai Tak Masuk Kategori Mati Syahid2025-05-25 05:29
Lama Tak Beroperasi, Eks Gedung Perbelanjaan di Koja Kebakaran2025-05-25 05:17
Legislator PSI Sebut Anies Ingkar Janji Terkait Tidak Cabut Pergub Penggusuran2025-05-25 05:08
Mantan Pengacara Novanto Tetap Divonis 7 Tahun2025-05-25 05:01
87 Warga Kecamatan Palmerah Terpapar Covid2025-05-25 04:48