Geopark Meratus dan Kebumen Resmi Masuk UNESCO Global Geopark
Sebanyak 16 situs geopark baru ditambahkan ke dalam jaringan UNESCO Global Geopark setelah disetujui Dewan Eksekutif UNESCO, dua di antaranya berasal dari Indonesia.
Adalah Geopark Kebumen dan Geopark Meratus yang baru masuk dalam jaringan UNESCO Global Geopark. Kini, total terdapat 229 geopark di dunia yang tersebar di 50 negara.
Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay, dalam pernyataan menyebut bahwa melalui pelestarian warisan geologi, geopark menjadi mercusuar pembangunan berkelanjutan, konservasi, dan edukasi, yang menunjukkan bahwa kemajuan ekonomi dan perlindungan lingkungan dapat dan harus berjalan beriringan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pilihan Redaksi
|
UNESCO turut menekankan peran penting dari pengetahuan, budaya, dan keterlibatan masyarakat lokal dan adat dalam menjaga warisan geologi, menyelenggarakan kegiatan edukatif, serta menerapkan pendekatan pembangunan yang berkelanjutan di wilayah tersebut.
Selain dari Indonesia, 16 geopark baru tersebut tersebar di China, Korea Utara, Ekuador, Arab Saudi, Vietnam, Spanyol, Britania Raya, Italia, dan Norwegia.
UNESCO terus mendorong pengembangan konsep geopark di wilayah yang masih minim geopark, terutama di Afrika, negara-negara Arab, dan Negara Berkembang Pulau Kecil (Small Island Developing States).
Sementara dua geopark di Indonesia yang baru masuk UNESCO Global Geopark, yakni Geopark Meratus dan Geopark Kebumen, memiliki karakternya masing-masing.
Geopark Meratus menyimpan catatan geologi yang menarik tentang evolusi tektonik kompleks yang dimulai sejak periode Jurassic, sekitar 201 hingga 145 juta tahun lalu. Kawasan ini menjadi lokasi seri ofiolit tertua di Indonesia, serta memiliki kandungan berlian yang cukup signifikan.
Sedangkan Geopark Kebumen menyimpan catatan penting mengenai sejarah geologi bumi dengan menampilkan formasi batuan tertua di pulau Jawa. Salah satu titik utama di kawasan ini adalah situs Karangsambung, sebuah laboratorium alam yang memperlihatkan batuan dari batas samudra dan benua yang terbentuk sejak puluhan juta tahun yang lalu.
(wiw)(责任编辑:综合)
- ·Corona Makin Mengganas, Ini Pengakuan Terbaru Anies Baswedan
- ·Pulau Paling 'Kesepian' di Dunia, Menyeramkan untuk Dikunjungi
- ·KPK Ancam Tuntut Hukuman Mati ke...
- ·DPR Setuju Polri Tambah Anggaran untuk Tahun 2025 Sebesar Rp60 Triliun
- ·OJK Pastikan CDI Milik Prajogo Pangestu Bakal Masuk Bursa Lewat IPO
- ·4 Mitos Makanan Penyebab Jerawat, Jangan Gampang Percaya
- ·Tahun Lalu Ada 2, Kini Tak Ada Indonesia di 10 Hotel Terbaik di Dunia
- ·Polisi: Saka Tatal Cenderung Berbohong saat Diperiksa Kasus Vina Cirebon Tahun 2016
- ·Perburuan Pengedar Obat dan Suplemen Palsu di Olshop, Kopolisian Ungkap Nama Akun
- ·7 Bahan Herbal Bantu Jaga Kesehatan Paru
- ·Cegah HMPV, IDI Imbau Masyarakat Kembali Gunakan Masker
- ·DPR Setuju Polri Tambah Anggaran untuk Tahun 2025 Sebesar Rp60 Triliun
- ·5 Tanaman untuk Kesehatan Paru
- ·4 Hal Ini Bisa Memicu Dehidrasi Selain Kurang Minum
- ·Sofyan Basir Jadi Tersangka, Jokowi Bilang Apa?
- ·KMPKP Minta DKPP Pecat Tiga Komisioner KPU RI
- ·INTIP: Daun Ini Ampuh buat Tingkatkan Kesehatan Paru
- ·Politikus PDIP Divonis 7 Tahun Penjara Karena...
- ·Tugas ke India dan Lanjut ke Korsel, Mentan SYL Tidak Hadiri Panggilan KPK
- ·Indonesia Leading Women Awards 15 Mei, Apresiasi Perempuan Inspiratif